RSS
SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE
Tampilkan postingan dengan label FISIKA XII. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FISIKA XII. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Mei 2011

dispersi

spersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma.
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar.
Sudut dispersi
F = du - dm
F = (nu - nm)b

dm = sudut deviasi merah
du = sudut deviasi ungu
nu = indeks bias untuk warna ungu

warna benda

Benda yang memantulkan suatu gelombang cahaya tertentu akan berwarna seperti cahaya yang dipantulkannya.
Dalam ruang yang tidak ada cahaya, semua benda terlihat hitam karena tidak ada cahaya yang datang dan dipantulkan
Warna primer adalah warna dasar yang dapat dipakai untuk membentuk warna lain, misalnya merah, biru dan hijau.

Lensa Gabungan Dan Kekuatan Lensa

LENSA GABUNGAN
Fokus lensa gabungan (fgab) dari beberapa lensa yang diletakkan dengan sumbu berhimpit adalah:
1 / f gab = 1/f1 + 1/f2 + 1/f3 + ......


KEKUATAN LENSA
Kekuatan Lensa (r) dapat dihitung dengan rumus:
P = 1 / f(m) = 100 / f (cm)
satuan dioptri (D)

Pembentukan Bayangan Pada Lensa Tipis

PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG (KONVEKS/POSITIF)

Perhatikan pembagian ruang I, II, III, IV (ruang IV adalah daerah di depan lensa)

Gbr. Lensa Cembung

PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEKUNG (KONKAF/NEGATIF)
Bayangan yang terbentuk selalu maya, tegak dan diperkecil

Pembentukan Bayangan Pada Cermin

ERMIN DATAR
Untuk benda nyata maupun benda maya berlaku persamaan

Gbr. Cermin Datar
s = - s'
y = y'
M = | y'/y | = +1
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
y = tinggi benda
y' = tinggi bayangan


Untuk mendapatkan bayangan yang terbentuk pada cermin cekung/cembung diperlukan sinar-sinar istimewa, yaitu:
  1. Sinar datang sejajar sumbu utama, dipantulkan melalui/seolah-olah dari titik fokus.
  2. Sinar datang melalui/menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
  3. Sinar datang melalui/menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik pusat juga.

pemantulan

Optika Geometri mempelajari sifat-sifat cahaya sebagai gelombang yang rnengalami pemantulan dan pembiasan.
PEMANTULAN (REFLEKSI)

Gbr. Pemantulan (Refleksi)
Pada proses pemantulan berlaku:
sinar datang d, garis normal N dan sinar pantul p terletak pada bidang datar

sudut datang (a) = sudut pantul (b)


PEMBIASAN (REFRAKSI)

Gbr. Pembiasan (Refraksi)
Pada proses pembiasan berlaku Hukum SNELLIUS:
sinar datang dari medium kurang rapat (n1) menuju medium lebih rapat (n2) akan dibiaskan mendekati garis normal, begitu juga sebaliknya.
sin i / sin r = n2 / n1 = v1 / v2 = kontanta

karena v = f . l dan f adalah konstan pada saat sinar melalui bidang batas n1 - n2 maka sin i / sin r = l1 / l2


PEMANTULAN SEMPURNA
Syarat terjadinya pemantulan sempurna:
sinar datang dari n2 menuju ke n1, dimana n2 > n1


sudut datang (i) lebih besar daripada sudut batas (Fb) atau i > Fb
sin Fb = n1 / n2



CONTOH-CONTOH PEMBIASAN:
Benda tidak terlihat pada tempat sebenarnya
n2 / n1 = Y2 / Y1
Y1 = kedalaman sesungguhnya
Y2 = kedalaman semu



Gbr. Contoh Pembiasan 1
Pembiasan Oleh Keping Paralel
t = d sin (i - r)/cos r
d = tebal keping
t = pergeseran sinar ke luar terhadap sinar masuk


Gbr. Contoh Pembiasan 2

PEMBIASAN PADA PRISMA

Gbr. Pembiasan Pada Prisma
Sudut deviasi d adalah sudut antara arah sinar masuk dan arah sinar ke luar prisma.
d = i1 + r2 - b

Jika BA = BC Þ i1, maka deviasi menjadi sekecil-kecilnya Þ deviasi minimum (dm).
sin 1/2 (b + dm) = n2/n1 sin 1/2 b


Jika b (sudut pembias prisma) kecil sekali (b < 15) maka Þ
dm = ( n2/n1 - 1)b