RSS
SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE

Sabtu, 29 Januari 2011

Drama





Sebuah Harapan

Lantunan Al-Quran terdengar dari kejauhan 300 disebelah mesjid, Bu Rina terjaga dari tidurnya bergegas dia membangunkan anak-anaknya untuk mendirikan sholat shubuh secara berjamaah, dengan lembut diapun menepuk pundak anaknya satu persatu.
 Ibu                 :    Akbar, Akbar. Bangun nak shalat, Irshan, Irshan, San bangun nak suara adzan sudah memanggil.
( kemudian Bu Rina beralih kekamar sebelah untuk membangunkan Gina) Gina, Gina, bangun nak shalat. ( Masih dirasuki perasaan ngantuk berat, Akbar dan Gina langsung mengambil air whudu, setelah itu mengambil peralatan shalat. Sementara irsan masih tetap lelap diatas pembaringannya. (Bu Rina menoleh kemudian bertanya ).
                             Mana Irsan[M1] ..........
Gina                :    Masih tidur Bu, biasa.
Bu Rina           :    kapan anak  itu berubah, ya sudah, Akbar ayo kamu Adzan sekarang
Akbar              :    Baik Bu.
( Akbar lalu berdiri mengumandang adzan sementara ( Irsan ) yang sedang lelap tidur
tersentak kaget, sambil membalik bantal yang ditidurinya diapun menindih kepalanya dengan kedua tangan lelu menggerutu ).Aah menganggu saja, orang lagi tidur, eh malah ribut.
( Tidurpun diteruskan ). ( proses shalah shubuh berjalan sampai akhir). Bu Rina memimpin doa, bersama kedua anaknya memohon kepada Allah.
Ya Allah engkau Tuhan Yang Maha Mengetahui segala apa dilangit dan dibumi, maka bukalah hati dan pikiran kami untuk bisa memahami. Engkau Tuhan Maha Pengampun dan Maha Pengasih maka ampunilah dosa kami, dosa istri dan anak-anak kamidan berilah kami petunjukMu dan tetapkan iman untuk kami, dan jadikanlah kami bagi semua orang. Amin, Amin, Yaa Rabbal Alamin. Kabulkanlah doa kami.
( setelah selesai berdoa Bu Rina kemudian bersalaman dengan anak-anaknya kemudian
berpesan ;
Bu Rina           :    anak-anakku ( Sambil sekali menahan rasa sakit ). Andaikan saja kalian tidak lagi melaksanakan perintah Allah, putuslah sudah harapan ibu.ibu merasa terobati dengan ketaatan kalian,ibu juga berharap bantuan kalian untuk mendoakan ( terdiam sejenak sambil mengusap linangan air matanya ) semoga si Irsan di beri ptunjuk dari Allah. Demikian pula Ayahmu yang telah meninggal, hanya berharap doa kalian.
Akbar              :    iya bu ( disertai anggukan ) saya selalu mendoakan mereka berdua.
  Gina              :  saya selalu berharap semoga Rahmat dan Ampunan Allah selalu menyertai Ayah dan kak Irsan.
Bu Rina           :    ( sambil menahan rasa sakit yang ada, dia berusaha membuat situasi ceria ). Nah, sekarang, bantu ibu membersihkan rumah, setelah itu siap-siap untuk sekolah,ibu juga mau ke sawah.
( Akbar dan Gina pun bergegas sesuai perintah ibunya. Gina membersihkan bagian dalam
rumah sementara Akbar membersihkan bagian luar dan halaman rumah).
(Bu Rina, sambil berjalan, sesekali diapun kadang terlatih, dia mengambil peralatan taninyayang sebagian tergantung di dinding mulai dari parang, topi, kemudian diapun terus melihat si Irsan, di depan pintu kamar matanya menatap dengan penuh harapan ) “ Semoga Allah, mau memberi petunjuknya”. Lalu kemudian untuk mengambil peralatan tani yang lainnya). Tak lama kemudian Gina datang menyuguhkan segelas teh panas.
Gina                :       Bu, ini tehnya sudah siap.
Bu Rina           :    terima kasih nak, taruh saja di meja ruang depan.
( Setelah Akbar dan Gina sudah membersihkan rumah lalu terus mempersiapkan diri untuk ke sekolah ).
( Sementara itu Bu Rina duduk di ruang depan ditemani segelas tehnya. Pagipun mulai menunjukkan pukul 07.00 . Bu Rina lalu melihat jam ditangannya). Akbar, Gina , sudah pukul 07 nak , ayo bersiap ke sekolah.
 Akbar/Gina    :    oke bu , kami sudah siap. ( Kemudian mereka menghampiri    ibunya),keduanya bergantian mencium tangan ibunya.
Bu Rina           :    belajarlah yang baik ya, nak. Belajarlah menghargai setiap orang terutama guru mu, karena sebab dialah kalian bisa mengetahui berbagai ilmu pengetahuan. Dengan begitu kalian sudah menghargai Allah, karena segala kebaikan hanya ada pada sisi-Nya.
 Akbar/Gina    :    iya bu, kami selalu ingat pesan ibu. Kami pamit dulu, ASSALAMU ALAIKUM.
Bu Rina           :    WAALAIKUM SALAM ( mereka pun berlalu, sambil menatap kepergian anaknya Bu Rina pun berkata) “ semoga kebaikan dan keberhasilan menyertai kalian “.  ( tak lama setelah Akbar dan Gina berlalu Bu Dadang pun muncul lengkap dengan peralatan taninya).
Bu Dadang     :    “ Assalamu Alaikum, Bu Rina “ sedang apa “.
Bu Rina           :    Wa alaikum salam. Eh Bu Dadang, lagi melihat anak-anak ke sekolah, mau kesawah ?
Bu Dadang     :    iyalah , memangnya ada orang yang ke pesta bawah cangkul.
(Bu Rina /Bu Dadang keduanya pun ketawa).
Bu Dadang     :    “ Ayo barengan “.
Bu Rina           ;    “ Ayo “.
( Kedua Bu Tani yang sangat bersahabat itupun berlalu).
( Jam menunjukkan pukul 09 pagi dari kejauhan dua sosok pemuda dengan berpenampilan tak bersahabat mereka memakai anting-anting, tato pada lengan, baju
singlet, celana jins yang sobek, mereka berjalan seakan jalan itu milik sepenuhnya, menganggu yang setiap lewat di dekat mereka. Mereka adalah Boy dan Rino. Sahabat kental Irsan anak bu Rina). Mereka tak peduli kata orang lain harus marah atau tersinggung, mereka selalu menimbulkan rasa  takut pada setiap orang).
 Boy                :    “ hei no, lu, liat tidak “ ( sambil mengarahkan telunjuknya kepada seorang wanita yang menanti akan berpapasan dengan mereka ).
 Rino               :    “ha ha ha , burung nuri terbang balik-pulang kepada saya”.
 Boy                :    “ mari, mari, kekasih hati, aku rindu untuk di goda “ ( mereka bernyanyi sambil berpegangan dan saling tatap kemudian tertawa terbahak-bahak. Ibarat aktor india yang kasmaran melihat sang ratu berjalan di halaman istana).
 Boy                :    “ Hei, gadis, terimahlah aku di sisimu “ ( dengan gaya premannya diapun berusaha menarik tangan sang gadis).
 Rino               :    ( seakan-akan melerai Boy dengan pura-pura menariknya) “ Oh, jangan diakan belum kenal sama kamu, nanya sama kamu”.
Si Gadis          :“Hi orang ini maunya apa sich, ngaca dulu dong!!( sambil menumpik setiap kali tangan-tangan mereka yang berusaha untuk menyentuhnya).
Boy                 :    “ Ce ce ce ce ce , no lihat ini gadis manis lagi berbisa aduh kasian “ ( gadis itupun di biarkan berlalu ).
Rino                :    “ Takut aku”, nanti di patuk “ I i i i i i ( kemudian mereka saling memandang dan tertawa sambil berjalan menuju rumah Bu Rina, sesampainya di rumah Bu Rina Boy dan Rio bergantian menggedor pintu. Dia sudah tahu kalu jam 09 .00 Sampai 12.00 Bu Rina tidak ada di rumah.
Rino                :    “ San, bangun, hoe bangun” ( sambil menggedor pintu ).
Boy                 :    “Saan, bangun, hoe bangun “ ( Sambil menggedor pintu ).
Irsan                :    “ Siapa lagi ini, teriak-teriak, hoe jangan berisik sebentar gue gampar loe.
Rino                :    “Haaa,Haa,Haa,Haa, sedang mabuk ya, kalau lagi dapat botol jangan main sembunyian, ni,ni, bauuunya sampai disini ( mengangkat mukanya diapun menonjolkan hidung dan mulut seperti orang yang mencium minuman keras ) Aha nikmatnya.

Boy                 :    Sok petugas keamanan aja, negor-negor jangan berisik, “( kemudian menggedor lagi pintu lalu berkata)”Hai San, bego, buka pintunya ntar gue rampok lu.
Irsan                :    Spontan emosinya naik. “ Macam-macam juga kalian “ ( masih diselimuti rasa ngantuk Irsan pun lalu bangun dan langsung membuka pintu )” Hai, kamu No,Boy “ ( Spontan kantuk Irsan hilang). Dari mana saja kalian, tumben pagi-pagi sudah nongol dirumah gue biasanya kalian bangun jam 01 siang.

 Boy                :    “ Duduk dulu “ ( Irsan lalu duduk di ruang depan ) Begini San, ada obyekan nih...
Irsan                :    “ Apaan lagi, jam segini, yang lainnya masih pada tidur “.
Rino                :    “ Biasa, disamping sekolah Akbar dan Gina kan ada warung “.
Irsan                :           “ Iya terus kenapa “.  
Boy                 :    “ Sambil minum kopi, kita godain cewek-cewek yang lagi lewat atau sekalian guru sekolah yang caem-caem, buat cuci mata ha,ha,ha, ?”
Irsan                :    “ Duitnya dari mana, sana kalian aja yang pergi, saya lagi malas”
Rino                :    ( Sambil menahan Irsan yang enggan di ajak ia berkata)”Tunggu dulu San, gitu aja susah, bongkar  itu lemari nyak loh kalau perlu semuanya, soalnya Jecky dan Begi lagi nantang taruhan adu ayam kebetulan tempat pertemuan di warung itu”.
Irsan                :    “ Ini baru teman yang baik, harusnya dari tadi lu bilang. Tunggu sebentar “ ( Irsan pun lalu beranjak dari tempat duduknya terus masuk ke rumah dan melihat-melihat semua isi rumah sambil memperhatikan satu-persatu, ibarat gaya preman kalau pagi ingin mengambil barang semua di perhatikan, karena setiap benda yang diangkat tidak ada yang bisa masuk ke dalam bajunya, akhirnya diapun terus ke kamar ibunya dan membuka lemari ibunya. Diapun menemukan sebuah kotak yang berisi emas peninggalan termasuk maskawin ibunya, diapun lalu mencuci muka dan memasang baju kaos lalu keluar menemui si Boy dan Rino yang sedang menunggu di teras depan ).
Irsan                :    “ Gue dapat ini, pasti gua yang menang, cabut “
Boy                 :    Tunggu dulu.
Irsan                :    Apa lagi
Boy                 :    “ Lihat tidak”, ( pandangan di arahkan ke seorang penjual sayur yang lagi mengarah di depan rumah Bu Rina, Boypun mengangkat tangan dan menggesek-gesekan telunjuk dan sayur itupun bsudah berada tepat di depan rumah Irsan ).
Rino                :    Cemerlang juga pikiran lu Boy, ( Kemudian diapun memanggil penjual sayur ibu )” Eh,eh,sini,sini.

Penjual Sayur  :  “ panggil saya De..???  mau beli sayur atau pisang “.
 Rino               :    setoran pajak.

Penjual Sayur :  “ setoran apa ya dek, modal saja nggak  kembali Dek”.
Boy                 :    “ Tanya, tanya, kayak tidak tahu aja, di sini kawasan wajib pajak, siapa saja yang  lewat disini harus bayar sama kami”.
Penjual sayur :  “ tapi ini kan barang orang, saya hanya dapat persenan”. ( Ucapan dilontarkan dengan mengangkat kedua tangan seakan memohon agar tidak di paksa ).
Rino                :    “ Kurang ajar “ ( tangan pun melayang ke muka penjual sayur tersebut, penjual sayur itu terpental jatuh sambil menjerit kesakitan )” saya tambah lagi “.
Penjual  sayur :  “ I, iya, iya ini “ ( Sambil memberikan hasil jualan sayurnya ).
 Rino               :    “ Nah, begitu, ini baru warga yang sadar bayar pajak”  ( Sambil menepuk-nepuk pundak penjual sayur tersebut )” sana, sana , lain kali setorannya harus yang lebih banyak lagi yah “
Irsan                :    Ayo, cabut, sebentar telat, nih.
Boy/Rino        :    Oke ( merekapun pergi untuk mewujudkan rencananya )
( Tak lama kemudian Bu Rina pulang dari sawah karena kondisi kesehatannya tidak
memungkinkan untuk bertahan sampai jam 12.00. sesampainya di depan rumahnya dia
terperangah, melihat puntung rokok dan kulit kacang pada berhamburan , bergegas dia
mengambil sapu untuk membersihkan sampah-sampah itu.  khawatir kalau Akbar dan Gina datang lalu bertanya macam-macam ) .
Bu Rina:          “ Ini pasti kerjaan si Irsan dan teman-temannya, kapan anak itu baru  bisa sadar “ ( Setelah selesai Bu Rina langsung duduk karena kecapean )” Irsan, Irsan, tolong air minumnya Nak,ibu haus “ ( berselang berapa menit ia berkata, Akbar dan Gina pulang dari sekolah ).
Akbar/Gina     :    Assalamu Alaikum.
Bu Rina:” Wa Alaikum Salam, kok kalian cepat pulangnya “
Akbar              : “ Guru lagi rapat “
( Gina setelah melepas sepatunya dia langsung mengambilkan air minum ibunya, Dia tahu
kalau si Irsan tak bisa di harapkan untuk mengurus ibunya, kemudian duduk bersama
ibunya untuk melepaskan rasa letihnya di ruang depan).
Gina                :    Ibu, ini ada berita di koran “
Bu Rina           :    “ Berita apa itu, coba baca “
Gina                :    “ Seorang anak pengusaha di tangkap karena terlibat pemerkosaan terhadap seorang gadis yang masih sekolah di SMA kelas 2. Anak pengusaha itu di tangkap di sebuah tempat di pelariannya di Kota Bali, setelah seminggu dalam pencarian ,serunya lagi dia di temukan di sebuah rumah yang ternyata rumah itu adalah sarang para pengedar Narkoba sehingga anak pengusaha itu sebut saja ( Bram nama samaran ) di pengadilan di jatuhi hukuman dengan pasal berlapis, padahal anak itu masih seorang pelajar salah satu SMA Negeri di Kota Palopo.
Bu Rina           :    “ Subahanallah, subahanallah, itulah sebabnya kenapa kalian, selalu ibu bimbing dengan pengetahuan agama, agar kalian bisa memahami diri dan orang lain, agar kalian berakhlak, karena kalian sudah mengenal perintah dan larangan Allah swt.
                                 Dengan agama kalian tahu memelihara harga diri orang lain dan tahu mensyukuri segala apa yang Allah berikan “
Akbar              :    Bu, semoga aja kak Irsan tidak terlibat jauh sebagaimana perbuatan anak pengusaha tersebut.
Bu Rina           :    Ibu hanya berkewajiban memohon kepada Allah, semoga Allah masih memberikan karunia-Nya kepada kita semua.
Gina                : Bagaimana dengan anak-anak yang dibiarkan saja dengan orang tuanya “ kau tiba saatnya akan sadar juga, serahkan saja kepada guru agamanya di sekolah untuk mendidiknya.
Bu Rina           : Allah itu menurunkan Al-Qur’an tempat kita bercermin siapapun Dia, Kita diperintahkan untuk membacahnya. Dan alankah jeleknya,jika ibu sebagai  orang  tua membiarkan kalian selepas  dari sekolah, harus mengambil hak orang lain, menghina orang lain, sementara kita sendiri mau dihargai. Usia seperti kalian ini masi labil, tidak alasan orang tua selain membimbing atau mengingatkan.
Akbar              : “ Alhamdulillah, terima kasih yaa Allah,Engkau telah memberikan kami, seorang ibu yang selalu mengharap pertolongan darimu”.
Bu Rina           : Oh iya, Ayah lupa kalau kalian lagi capek. Pasti kalian lapar, nanti saja diteruskan perbincangannya.
(Akbar  dan Gina pada masuk kedalam rumah untuk menyimpan peralatan sekolah dan  mengganti pakaian, seperti biasanya sepulang sekolah Akbar keluar mencari kayu dan Gina pergi belanja untuk makan siang).
Akbar              : Bu, saya pergi dulu  ambil kayu bakar, kayu bakarnya sudah habis.
Gina                : “saya juga mau beli kebutuhan, persiapan untuk makan siang dan malam     sudah habis.
Bu Rina           : “yah, hati-hati”
(setelah Akbar dan Gina pergi, Bu Rina kemudian masuk langsung kekamar. Alangkah kagetnya sewaktu melihat bungkusan tempat Dia menyimpan uang dan perhiasannya tergeletak, diapun langsung memeriksa ternyata isinya sudah habis. Perasaan sedihnya tak tertahankan, spontan penyakit lever dan rematik ynag sudah dideritanya semakin parah, bersama itu pula Irsan yang lagi kalah judi muncul dengan perlahan – lahan masuk ingin mengambil radio yang masih tersisa, tersentak sewaktu mendengar ibu meringis kesakitan).

Bu Rina           :”Aduh,aduh, Astagfirullahal Azim, Astagfirullahal Azim,” (Dengan disertai dengan linangan air mata berada diantara sakit dan harapan Bu Rina lalu berdo’a) “Yaa, Allah bertahun - tahun saya memohon kepadamu untuk anakku Irsan, saya ikhlas semua hartaku habis, saya ikhlas Engkau menambah penyakit yang lebih parah dari ini, saya ikhlas, nyawaku Engkau cabut, asalkan Engkau mau mengembalikan hati anakku Irsan dari kemungkaran, saya ikhlas, saya ikhlas tubuhku ini kau hancurkan berkeping – keping, asalkan Engkau menetapkan iman untuk anakku Irsan, saya tak mau dia sesat dijalanmu, saya tau siksamu amat pedih” (setelah itu Bu Rina lalu pingsan, si Irsan telah mendengarkan ketulusan hati Ibunya, walaupun dia sakit tetap di sembunyikan, langsung menghampiri ibunya dengan berteriak)
Irsan                : “Ibu!!!, Ibu!!!, maafkan IrsanBu, Isran tak tahu kalau ibu sakit dan berhati mulia terahadap saya (sambil memeluk Ibunya yang pingsan dia lalu berdoa) “Yaa, Allah, dosa apa yang telah saya perbuat, tolong panjangkan umurnya agar saya dapat menembus dosa – dosaku padanya, berikanlah  saya kesempatan untuk melaksanakan perintahmu. “  Yaa, Allah, saya bersumpah mulai detik ini saya akan berbakti kepadamu dan kepada ibuku ini, Ampuni saya Yaa, Allah”.
(Tak lama kemudian Akbar dan Gina pun muncul, mereka begitu kagetnya ).
Akbar              : “Ibu kenapa kak, Ibu...Ibu...
Gina                : “ Ibu kenapa kak, Ibu...Ibu...
Irsan                ; “ Ini semua salah kakak,saya mohon kalian mau memaafkan saya, saya janji untuk merubah sikap”?
(karena terdengar tangis yang begitu ramai di rumah Bu Rina, para tetanggapun berdatangan).
warga              :    ibu kalian kenapa nak????
Bu Dadang     :”Ibu kalian kenapa”
Gina                : “Ibu lagi pingsan”
BuDadang      : “Ayo Bapak – bapak bantu saya untuk membawa Bu Rina ke rumah sakit”.
(Akhirnya Bu Rina dibawa ke rumah sakit terdekat dan suster pun langsung membawanya masuk kedalam ruangan)
Irsan                :    Dok, dok gimana kabar ibu saya, apa dia baik-baik saja (khawatir)
Dokter             :    kayaknya keadaan ibu anda kurang baik, dia harus dirawat disini , karena ibu anda terkena stroke dan  sangat parah, kemungkinan waktunya untuk sembuh  sangat kecil.
Irsan                :    ah, dokter pasti bohong......tidak mungkin dok ibu saya terkena stroke!!!!
Dokter             :  aku tidak bohong nak, serahkan semua saja pada yang diatas dan berdoalah saja !!
Gina                :    Kalau begitu k’irsan ayo kita pergi sholat mendoakan ibu agar cepat sembuh
(Irsan dan kedua adiknya pun pergi menunaikan shalat bersama untuk mendoakan ibunya yang sedang sakit)
Irsan                :    YA ALLAH sembuhkanlah ibuku, jaga dia, berikanlah kekuatan janganlah engkau mengambil ibuku terlalu cepat YA ALLAH, memang selama ini aku banyak dosa kepadanya, untuk itu aku mohon ampun YA ALLAH(kedua adiknya mengikutinya dibelakang)
Akbar              :    ya udah kak kita serahkan semuanya saja pada tuhan, aku yakin tuhan pasti mempunya jalan untuk ibu.
Gina                :    Betul yang dibilang akbar ka’, ayo kita kembali pergi melihat ibu(mereka pun pergi kekamar ibunya)
Suster              :    apa betul anda anak dari Bu Rina??
Gina                :    iya, betul ada apa yach sus???
Suster              :    Begini dek, penyakit ibu anda itu Sangat parah bahkan sangat sulit untuk disembuhkan dan semua Dokter dirumah sakit ini sudah tidak bisa mebantunya kecuali jika ibu kalian dirawat secara intensif, namun itu semua membutuhkan biaya yang cukup besar.
Akbar              :    jadi ibu saya tidak bisa tertolong lagi dok.
Dokter             :    kita serahkan saja pada yang diatas…….
Irsan                :    saya mohon Dok, tolong Bantu ibu saya… Tolong sembuhkan dia dok (sambil meneteskan air mata) Selama ini saya tidak pernah membuat beliau bahagia, saya ingin bertobat dan memohon ampun padanya…..
Dokter             :    Sudah Kalian yang sabar yach, dan jangan lupa untuk selalu mendoakan ibu kalian….
Irsan/Gina/Akbar : iya dok…
Irsan duduk di kursi sambil memegang tangan ibunya dan terus meneteskan air mata menyesali perbuatannya selama ini terhadap ibunya. Sementara Gina Dan Akbar duduk disamping Irsan dan mendoakan ibunya agar cepat Sembuh.Tiba – tiba mata  Bu Rina terbuka. Dengan Spontan Irsan lalu meminta maaf kepada ibunya dan menyesali semua perbuatannya di masa lalu dan Berjanji akan menjadi anak yang Sholeh.Setelah Mendengar Ucapan irsan Yang tulus itu Bu Rina kemudian pingsan dan ternyata ia meninggal dunia. Semua anaknya menangis histeris terutama Irsan karena Belum sempat membuat ibunya senang.
Irsan                :    Dok, ibu saya kenapa Dok…
Dokter             :    Maaf nak ibu anda…. e..e.. ibu mu sudah meninggal
Akbar              :    apa.....tidak..tidak..tidak mungkin Dok, ibu saya tidak mungkin meninggal.Dia hanya tertidur akibat kecapean!!! Ia kan Dok, jawab..ayo bilang iya…
Dokter             :    Tidak nak, ibu kamu telah meninggal dunia, kalian harus sabar     menerima kenyataan ini.
Irsan                :    Ah.....dokter pasti bohong,pasti bohong, ibuku tidak meninggal kan???
Irsan                :    ibuuuuu,ibuuuu(sambil menangis tidak percaya bahwa ibunya telah tiada)
                            Ayo bangun bu, ibu hanya tidur kan.. iyakan bu,… ayo bu ayo jawab,ayo bangun(lalu berteriak) Ibuuu..ibuu maafkan irsan bu , maafkan irsan. Selama ini Irsan sudah terlalu jahat sama ibu, irsan mengharap ampunan ibu…ayo Bu bangun….
Gina                :    ibuuu, kenapa ibu terlalu cepat ninggalin kami, kenapa bu???ayah telah pergi, sekarang ibu pun pergi(sambil menangis histeris)
Akbar              :    sudahlah dik, tuhan pasti punya rencana, mengapa ibu dipanggil begitu cepat.
Gina                :    tapi kenapa disaat sekarang ka’???
Akbar              :    Sudahlah, sekarang kita tinggal bertiga, jadi kita harus saling menjaga satu sama lain dan kita harus selalu ingat pesan ibu agar ibu tenang dialam sana…
Irsan                :    betul dik, kakak berjanji akan menjaga kalian dengan baik dan kakak akan berubah menjadi anak yang baik.
(Akhirya setelah kejadian tersebut Irsan pun sadar, dia akhirnya berhasil menjadi manager disebuah perusahaan ternama dan menyekolahkan adiknya sampai berhasil)

SEKIAN

0 komentar:

Posting Komentar